Manajemen Kualitas
Kualitas
Kata ‘kualitas’ memiliki berbagai artian yang berlainan. Goetsch
dan Davis (1994) mengemukakan konsep holistik mengenai kualitas sebagai kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan pengguna produk atau jasa.
Menurut Tjiptono dan Diana (1996), ada tiga tahap perkembangan
konsep kualitas
Seorang tukang ahli (Craftsman) dapat diartikan sebagai seorang
yang sangat terampil mengerjakan semua tugas yang dibutuhkan untuk menghasilkan
produk atau jasa yang berkualitas. Termasuk dalam hal peranan pimpinan, petugas
operasional, dan pengendali kualitas. Pendekatan ini mulai ditinggal seiring
dengan berkembangnya studi waktu dan perlunya pemisahan antara perencanaan dengan
implementasi.
Dengan adanya pembagian tugas, manajemen diberi tanggung jawab
perencanaan, bagian operasi ditangani oleh tenaga kerja atau buruh, dan untuk
menjaga kualitas maka dibentuklah departemen kualitas secara terpisah.
Sejalan dengan meningkatnya volume dan kompleksitas operasi,
kualitas juga berkembang sebagai isu yang semakin rumit. Pendekatan tradisional
yang sarat akan inspeksi tidak lagi memadai. Hasil inspeksi hanya sekadar
menyisihkan komponen produk yang cacat sedangkan penyebab produk cacat tetap
ada dan biaya akibat produk cacat tetap tinggi. Selain itu, muncul masalah
mengenai 3K (komunikasi, koordinasi dan kerjasama). Kenyataan ini mendorong
adanya pendekatan kualitas total atau yang lebih dikenal dengan total
quality management (TQM).
- Total
Quality Management (TQM)
Konsep TQM dikemukakan pertama kali oleh Nancy Warren, seorang
ilmuwan tingkah laku dari Angkatan Laut Amerika Serikat. Istilah ini mengandung
makna every process, every job dan every aspect (Goetsch
dan Davis, 1994). TQM didefuniskan sebagai pendekatan dalam menjalankan usaha
yang berupaya memaksimalkan daya saing melalui penyempurnaan secara terus
menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan organisasi.
Karakteristik TQM terdiri atas fokus pada pelanggan, berorientasi
pada kualitas, menggunakan pendekatan ilmiah, memiliki komitmen jangka panjang,
kerjasama tim, menyempurnakan kualitas secara berkesinambungan, pendidikan dan
pelatihan, menerapkan kebebasan yang terkendali, memiliki kesatuan tujuan, dan
melibatkan dan memberdayakan karyawan.
ISO 9000
· ISO
9000 adalah sebuah standar dalam manajemen kualitas yang dibentuk berdasarkan
konvensi ISO/TC 176 pada 1979. ISO 9000 dibentuk sebagai dasar dari suatu
standar dalam manajemen kualitas, yang disusun secara lengkap pada 1982 dan
diperkenalkan secara umum pada 1983.
· ISO
9000 memperkenalkan persyaratan penting yang dibutuhkan perusahaan untuk
menjamin konsistensi produksi dan pengiriman yang tepat waktu terhadap barang
dan jasa pada pasar.
· ISO
9000 merupakan standar manajemen mutu dan bukan standar produk, sehingga
perusahaan yang mempunyai sertifikat ISO 9000 tidak dapat mengiklankan
produknya yang sudah memenuhi standar internasional.
· ISO
9000 akan diulas dan direvisi setiap 6 tahun. ISO 9000-2000 adalah yang
terbaru.
· Mutu
(Kualitas) dalam kerangka ISO 9000 didefinisikan sebagai ciri dan karakter
menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang memengaruhi kemampuan produk
tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu.
· Definisi
ini menekankan pada kepuasan pelanggan atau pemakai produk. Misalnya dari segi
desain, kepuasan diukur dari estetika, pemenuhan fungsi, keawetan bahan,
keamanan, dan ketepatan waktu.
·
Manajemen mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan
yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu organisasi.
·
Untuk mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan
anggaran yang hemat dan ekonomis, manajer proyek harus mengadakan pelatihan
manajemen kualitas. Hal-hal yang menyangkut kualitas adalah:
Produk/pelayanan/proses pelaksanaan, dan Proses manajemen proyek itu sendiri.
Manajemen kualitas proyek
Ada dua model yang sukses diterapkan dalam pelatihan konsultan
konstruksi dalam meningkatkan kinerja dari manajemen proyek, yaitu:
- Continuous
Quality Management Model
Model ini digunakan sebuah perusahaan untuk meningkatkan bisnis
mereka. Hal ini merupakan cara hidup dari semua organisasi yang ingin mencapai
posisi yang kompetitif dalam arus industralisasi yang cepat.
Model ini sering ditemukan di perusahaan yang bersifat customer-driven. Termasuk
Levi Strauss, Motorola, dan Xerox. Perusahaan yang sudah memenangkan
penghargaan Malcolm Baldrige Award -Penghargaan yang mengakui
kualitas manajemen yang patut dicontoh- juga termasuk.
- Process
Quality Management Model
Model ini digunakan untuk menghubungkan faktor kesuksesan yang
kritis dalam proses bisnis. Model ini membangun dasar fondasi untuk meneruskan
mengadakan suatu analisis terhadap langkah-langkah dan proses dalam meningkatkan
dan memanfaatkan kesempatan yang ada.
Syarat Penggunaan dalam Manajemen Kualitas
Ada 3 proses dalam manajemen kualitas proyek, Yaitu:
Suatu proses mengukur kegiatan proses konstruksi untuk memeriksa
apakah standar spesifikasi telah dicapai.
Teknik dan aktivitas operasi yang digunakan agar mutu tertentu
yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoriing,
menghilangkan masalah yang diketahui, mengurangi penyimpangan, dan usaha-usaha
untuk mencapai efektivitas ekonomi.
Seluruh tindakan yang sistematis dan terencana yang diperlukan
agar terjadi kepastian dan kepercayaan terhadap mutu produk atau jasa yang
diberikan. Aktivitasnya mencakup kegiatan proses –baik internal maupun
eksternal-, termasuk merumuskan kebutuhan pelanggan
Quality Assurance mengevaluasi biaya dari proyek secara menyeluruh
dan teratur untuk menetapkan anggaran yang keluar relevan dan sesuai dengan
standar kualitas.
Six Sigma
· Six
Sigma dapat didefinisikan sebagai strategi perbaikan kinerja bisnis dalam hal
peningkatan profitabilitas dengan cara membuang hal-hal yang tidak diperlukan,
mereduksi biaya, dan meningkatkan efisiensi maupun efektivitas di berbagai
kegiatan operasional yang dapat memenuhi bahkan melebihi kebutuhan dan harapan
pelanggan.
· Motorola
merupakan perusahaan pertama di Amerika yang menerapkan konsep Six Sigma pada
tahun 1987. Konsep inilah yang membawa mereka pada perolehan penghargaan Malcolm
Baldrige National Award pada tahun 1988.
Six sigma dan Manajemen
· Six
Sigma dalam hal manajemen digunakan sebagai sebuah panduan dasar dan sebuah
pendekatan yang dipakai oleh para profesional dalam mengelola proyek-proyek
inovasi (Chan and Macbeth, 2001)
Six sigma dan Statistic
· Six
Sigma dalam bahasa statistik berarti terjadinya 3.4 DPMO (Defects Per
Million Opportunities) atau hampir sama sekali tidak terjadi kesalahan
dalam menciptakan keluaran dari sebuah proses produksi (selalu memenuhi kebutuhan
pelanggan).
· Sigma
sendiri merepresentasikan kisaran variasi (simpangan) dari rata-rata keluaran
pada sebuah proses
Kualitas Biaya
Prinsip bahwa mutu harus direncanakan agar tidak menimbulkan
kekecewaan di kemudian hari dan tidak berdampak buruk terhadap biaya dan
reputasi proyek dalam jangka panjang. Proses pelaksanaan yang buruk dan
beresiko negatif. Akibatnya, biaya perawatan dan pencegahan akan menjadi mahal.
Ini adalah salah satu contoh dari kualitas biaya.
Penggunaan Software dalam Project Quality Management
· Dengan
majunya perkembangan teknologi informasi, pengerjaan Project Quality
Management dapat terbantu dengan adanya software seperti : Primavera,
Artemis, maupun Microsoft Project. Dalam
mempermudah pengerjaan Project Quality Management akan
diperlihatkan contoh-contoh perencanaan dan pelaksanaan proyek.
Referensi:
K.C. Chan, Peter Ong, R, Eko Indrajit. 2004 INTEGRATED
PROJECT MANAGEMENT. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Drs. H. A. Hamdan Dimyati M.Si., Kadar Nurjaman S.E. M.M.
2014 MANAJEMEN PROYEK. Bandung : CV Pustaka Setia.
Dana Persada Mulyono, MBA, PMP., Sartika Kurniali, S.Kom. MMSI
2013 SUPER PROJECT MANAGER. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Wysocki, Robert K., Robert Beck,jr, and David B. Crane. 2000.
Effective Project Management Second Edition. New York, NY: John Wiley &
Sons. (ISBN 0-471-36028-7)