Senin, 17 Desember 2018

Tugas Kelompok 1 : Pengenalan Manajemen Proyek

Tugas Kelompok 1
Pengenalan Manajemen Proyek

Anggota : 
Kristianti Rahayu
Rafika Ayu Melani
Shaumy Alamanda P.
Kelas 3KB01
Jurusan Sistem Komputer
Universitas Gunadarma

1. Video Materi Pengenalan Manajemen Proyek


2. Slide Presentasi Materi Pengenalan Manajemen Proyek

Tulisan 12 : Manajemen Pengadaan

Manajemen Pengadaan

Tugas dari manajemen pengadaan adalah:
  1. Menyediakan input (barang dan jasa) yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi maupun kegiatan lain dalam perusahaan.
  2. Menyediakan jasa (transportasi dan pergudangan, jasa konsultasi dan sebagainya)
  3. Mendapatkan barang-barang (merchandise) yang akan dijual (resale), biasanya pada perusahaan ritel.
Bagian pengadaan
Klasifikasi bagian pengadaan secara umum:
  • Bahan baku dan komponen untuk kebutuhan produksi
  • Capital equipment (mesin dan peralatan jangka panjang lainnya)
  • Maintenance, repair and operating (MRO) supplies, seperti suku cadang mesin dan sebagainya

Banyak sekali produk atau perangkat (bahan jasa) yang diperlukaan oleh sebuah proyek agar dapat berjalan sebagaimana mestinya. Mulai dari perangkat proyek sendiri seperti kertas, komputer, aplikasi, alat-alat kantor, bensin/transpotasi, akomodasi dan lain-lain. Hinga material atau bahan yang diperlukaan untuk menciptakaan output yang dihasilakan: misalnya kabel, router, switch, komputer server, telecommunication provider, komputer dan modem untuk membangun sebuah jaringan 

Istilah bagian pengadaan :
  • Purchasing Management  → Supply Management
  • National Association of Purchasing Management (NAPM) → Institute for Supply Management (ISM)
  • International Federation of Puchasing and Materials Management (IFPMM) → International Federation of Purchasing and Supply Management (IFPSM)

 Sumber :

Chan, K.C, dkk. 2003. Integrated Project Management. Yogyakarta : ANDI

Tulisan 11 : Manajemen Risiko

Manajemen Risiko

Risiko adalah suatu kejadian yang belum pasti terjadi.

Contoh :
Risiko kebakaran berpotensi terjadi di lingkungan sebuah proyek. Apabila terjadi, maka akan berdampak pada jiwa, lingkungan, aset, keberlangsungan proyek, dan lain sebagainya.


Kegiatan mengelola Risiko
  1. Melakukan identifikasi berbagai risiko yang mungkin akan timbul.
  2. Mengikuti perkembangan risiko yang telah diidentifikasi
  3. Memonitor risiko yang masih ada.
  4. Mengidentifikasi risiko tambahan.
  5. Menjalankan rencana respon (tindakan) terhadap risiko (risk response) apabila risiko terjadi.
  6. Mengevaluasi efektivitas respon terhadap risiko sepanjang siklus hidup proyek.

Sasaran manajemen risiko
  1. Manajemen memungkinkan terjadinya risiko dengan melakukan langkah – langkah mitigasi
  2. Mengkaji dan menghitung dampak apabila risiko tidak dapat dihindari.
  3. Menekan dampak risiko.
  4. Menetapkan langkah kontinjensi apabila risiko terjadi.
  5. Menunjuk penanggung jawab atau risk owner dari masing – masing jenis risiko.


Risiko-risiko proyek

Bidang Risiko adalah suatu bidang khusus yang harus diperhatikan pada waktu menutup kontrak proyek.
Oleh karena itu, perlu digariskan batas yang jelas antara risiko yang menjadi tanggung jawab sang pemberi tugas dan yang ditanggung oleh pelaksana proyek.
Jika sifat resikonya tidak diketahui benar oleh kedua belah pihak akan terjadi :
  • Menghilangnya perincian – perincian
  • Kecelakaan personalia
  • Kecurangan – kecurangan
  • Timbulnya pertikaian antara kedua belah pihak\Akibat – akibat pertikaian yang terjadi di tempat lain

 Contoh kasus
Misalnya siapakah yang akan bertanggung jawab atau menanggung risiko pengunduran proyek?Karena kerugian yang didapat atau diderita bisa berjumlah berjuta – juta rupiah, risiko tertentu bisa diasuransikan
•       Solusi untuk kasus itu adalah para pihak kepentingan  harus mencapai kata sepakat. Sang pemimpin proyek, harus menentukan pada pemberian bentuk pelaksanaan, dimana terletaknya risiko dan harus memberikan saran – saran untuk menghindarinya


Sumber :

Dana Prasada Mulyoto,MBA,PMP.Sartika Kurniali,S.Kom., MMSI ; Super Project Management ,Jakarta 2013 , PT Elex Media Komputindo

 Manajemen Proyek : Oleh A. Koolma dan C.J.M. van de Schoot

Tulisan 10 : Manajemen Komunikasi

Manajemen Komunikasi

Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikan. Komunikasi adalah sebuah proses, sebuah kegiatan yang berlangsung kontinu. Joseph De Vito (1996) mengemukakan komunikasi adalah transaksi. Maksudnya setiap hal dari komunikasi itu saling terkait.


Dalam aplikasinya langkah langkah proses komunikasi adalah sebagai berikut:

  1.  Langkah pertama ide/gagasan diciptakan oleh sumber/komunikator.
  2. Langkah kedua adalah ide yang diciptakan tersebut kemudian dialih bentukan menjadi lambang lambang komunikasi yang mempunyai makna dan dapat dikirimkan.
  3. Langkah ketiga, pesan yang telah di encoding tersebut selanjutnya dikirimkan melalui saluran/media yang sesuai dengan karakteristik komunikasi ditujukan kepada komunikan.
  4. Langkah keempat, penerimamenafsirkan isi pesan sesuai dengan persepsinya untuk mengartikan maksud pesan tersebut.
  5. Langkah kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil di decoding, khalayak akan mengirim kembali pesan tersebut ke komunikator

Rencana Komunikasi

Tujuan atau rencana komunikasi adalah menghibur, memberikan informasi, dan mendidik. Dengan tujuan tersebut berdampak pula pada peningkatan pengetahuan (kognitif), membangun kesadaran (sikap), dan mengubah perilaku (psikomotorik) seseorang atau masyarakat dalam suatu proses komunikasi.

Isi Rencana Manajemen Komunikasi

Proses utama dalam kegiatan perencanaan dan pembuatan Project Management Plan adalah :
  1. Informasi, termasuk format, isi dan level detail
  2. Siapa penerima dan pembuat informasi
  3. Perencanaan sumber daya manusia
  4. Metode/ teknologi untuk menghasilkan informasi
  5. Merangkum kebutuhan dan keinginan klien
  6. Merinci unit unit pekerjaan
  7. Prosedur revisi untuk memperbarui rencana manj komunikasi
  8. Membuat estimasi biaya
Distribusi Komunikasi

Setelah melakukan perencanaan komunikasi, hasil yang diperoleh adalah rencana manajemen komunikasi. Langkah selanjutnya adalah pendistribusian informasi. Dalam melakukan pendistribusian informasi dibutuhkan input berupa perencanaan manajemen komunikasi dengan menggunakan alat dan teknik berupa kemampuan komunikasi, metode distribusi informasi, proses pembelajaran, serta sistem informasi. Hasil atau output dari proses distribusi informasi ini adalah proses atau alur komunikasi dari organisasi proyek dan perubahan permintaan.


Bentuk distribusi komunikasi pada proyek ada beberapa macam antara lain adalah :
·         Rapat-rapat (meetings).
·         Distribusi dokumen berupa hardcopy.
·         Distribusi data melalui media elektronik seperti electronic mail/E-mail, mesin fax, dan lain-lain.

Pelaporan Performance

Informasi yang terkandung didalamnya, antara lain "
  • Status reports, yang berisi tentang sejauh mana proyek sudah berjalan dalam kerangka ruang lingkup, waktu dan biaya.
  • Progres reports menggambarkan sejauh mana tim proyek sudah menyelesaikan pekerjaannya.  Biasanya berupa laporan rutin.
  •  Mengadakan evaluasi akhir proyek
  • Mengkaji apakah metodologi manajemen perlu diperbaiki

Mode Penanganan Konflik
  • Action : tindakan langsung
  • Secure understanding : memberikan pengertian atas suatu inovasi
  • Motivate action : memotivasi agar melukan tindakan
  • Forcing: pendekatan win-lose
  • Withdrawal: menghindari potensi pertentangan

 Komunikasi sangat penting dilakukan antar pelaku manajemen proyek perusahaan maupun dengan investor dan pekerja. Agar proses proyek dapat terus terpantau, entah itu dari segi perkembangan maupun biaya.

Referensi:

Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi. Jakarta : Media Pressindo.
Kurniali, Sartika. 2013. Super Project Manager. Jakarta : elex media komputindo.

Tulisan 9 : Manajemen Sumber Daya

Manajemen Sumber Daya

Manajemen Sumber Daya adalah proses mengorganisasikan dan mengelola atau menempatkan orang-orang yang terlibat dalam proyek, sehingga orang tersebut dapat dimanfaatkan potensinya secara efektif dan efisien. Ini mencakup semua proyek stakeholder - sponsor,  pelanggan, mitra, kontributor individu, dan lain-lain.

Proses Dalam Manajem SDM
  1. Perencanaan SDM
  2.  Perekrutan Anggota/Tim
  3.  Pengembangan Kerja Tim Proyek
  4.  Pengelolaan Tim

Hal-Hal Yang Harus Deketahui Dalam Pengelola Proyek
  1.  Pemantauan terkait tahap perkembangan tim proyek
  2. Pengelola proyek harus paham alternatif manajemen konflik
  3. Pengelola proyek harus menyegarkan diri dengan berbagai teori organisasi

·          
Pemantauan Terkait Tahap Perkembangan Tim Proyek
  1.  Farming (tahap pembentukan tim)
  2. Storming (tahap mulai kerja dan menyesuaikan pola kerja, latar belakang, dan lain-lain)
  3.  Norming (tahap dimana tim mulai kompak)
  4. Performing (tim dapat bekerja dengan solid)
  5.  Adjouring (fase pembubaran tim)


Pengelola Proyek Harus Paham Alternatif Manajemen Konflik
  1.  Forcing (memaksakan kehendak)
  2. Withdrawing/avoiding (menghindari konflik)
  3. Smoothing/accomodating (fokus pada hal-hal yg disepakati ketimbang hal yg tidak sesuai)
  4.  Compromising (mecari solusi yg memuaskan kedua pihak)
  5.  Confronting/Problem Solving (memperlakukan konflik sebagi persoalan yg perlu segera diatasi)
  6.  Collaborating (menggabungkan bebagai sudut pandang dan mengarah pada tercapainya komintmen


Pengelola Proyek Harus Menyegarkan Diri Dengan Berbagai Teori Organisasi
  1. Teori Maslow
  2. Teori dua faktor/hygiene Theory dari Herzberg
Manajemen Sumber Daya sangatlah penting dalam manajemen proyek. SDM yang memadai akan membantu dalam pelaksanaan proyek.


Referensi:
Suprapto, Tommy, 2009, Pengantar Teori& Manajemen Komunikasi, Jakarta: Media Pressindo
Kurniali, Sartika, 2013, Super Project Manager, Jakarta: elex media komputindo.

Tulisan 8 : Manajemen Kualitas

Manajemen Kualitas

Kualitas

Kata ‘kualitas’ memiliki berbagai artian yang berlainan. Goetsch dan Davis (1994) mengemukakan konsep holistik mengenai kualitas sebagai kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pengguna produk atau jasa.
Menurut Tjiptono dan Diana (1996), ada tiga tahap perkembangan konsep kualitas
  •  Era Craftsmanship

Seorang tukang ahli (Craftsman) dapat diartikan sebagai seorang yang sangat terampil mengerjakan semua tugas yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas. Termasuk dalam hal peranan pimpinan, petugas operasional, dan pengendali kualitas. Pendekatan ini mulai ditinggal seiring dengan berkembangnya studi waktu dan perlunya pemisahan antara perencanaan dengan implementasi.
  •  Pendekatan Taylor

Dengan adanya pembagian tugas, manajemen diberi tanggung jawab perencanaan, bagian operasi ditangani oleh tenaga kerja atau buruh, dan untuk menjaga kualitas maka dibentuklah departemen kualitas secara terpisah.
Sejalan dengan meningkatnya volume dan kompleksitas operasi, kualitas juga berkembang sebagai isu yang semakin rumit. Pendekatan tradisional yang sarat akan inspeksi tidak lagi memadai. Hasil inspeksi hanya sekadar menyisihkan komponen produk yang cacat sedangkan penyebab produk cacat tetap ada dan biaya akibat produk cacat tetap tinggi. Selain itu, muncul masalah mengenai 3K (komunikasi, koordinasi dan kerjasama). Kenyataan ini mendorong adanya pendekatan kualitas total atau yang lebih dikenal dengan total quality management (TQM).
  •  Total Quality Management (TQM)

Konsep TQM dikemukakan pertama kali oleh Nancy Warren, seorang ilmuwan tingkah laku dari Angkatan Laut Amerika Serikat. Istilah ini mengandung makna every process, every job dan every aspect (Goetsch dan Davis, 1994). TQM didefuniskan sebagai pendekatan dalam menjalankan usaha yang berupaya memaksimalkan daya saing melalui penyempurnaan secara terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan organisasi.
Karakteristik TQM terdiri atas fokus pada pelanggan, berorientasi pada kualitas, menggunakan pendekatan ilmiah, memiliki komitmen jangka panjang, kerjasama tim, menyempurnakan kualitas secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, menerapkan kebebasan yang terkendali, memiliki kesatuan tujuan, dan melibatkan dan memberdayakan karyawan.

ISO 9000
·         ISO 9000 adalah sebuah standar dalam manajemen kualitas yang dibentuk berdasarkan konvensi ISO/TC 176 pada 1979. ISO 9000 dibentuk sebagai dasar dari suatu standar dalam manajemen kualitas, yang disusun secara lengkap pada 1982 dan diperkenalkan secara umum pada 1983.
·         ISO 9000 memperkenalkan persyaratan penting yang dibutuhkan perusahaan untuk menjamin konsistensi produksi dan pengiriman yang tepat waktu terhadap barang dan jasa pada pasar.
·         ISO 9000 merupakan standar manajemen mutu dan bukan standar produk, sehingga perusahaan yang mempunyai sertifikat ISO 9000 tidak dapat mengiklankan produknya yang sudah memenuhi standar internasional.
·         ISO 9000 akan diulas dan direvisi setiap 6 tahun. ISO 9000-2000 adalah yang terbaru.
·         Mutu (Kualitas) dalam kerangka ISO 9000 didefinisikan sebagai ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang memengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu.
·         Definisi ini menekankan pada kepuasan pelanggan atau pemakai produk. Misalnya dari segi desain, kepuasan diukur dari estetika, pemenuhan fungsi, keawetan bahan, keamanan, dan ketepatan waktu.
·         Manajemen mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu organisasi.
·         Untuk mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, manajer proyek harus mengadakan pelatihan manajemen kualitas. Hal-hal yang menyangkut kualitas adalah: Produk/pelayanan/proses pelaksanaan, dan Proses manajemen proyek itu sendiri.

Manajemen kualitas proyek

Ada dua model yang sukses diterapkan dalam pelatihan konsultan konstruksi dalam meningkatkan kinerja dari manajemen proyek, yaitu:
  • Continuous Quality Management Model

Model ini digunakan sebuah perusahaan untuk meningkatkan bisnis mereka. Hal ini merupakan cara hidup dari semua organisasi yang ingin mencapai posisi yang kompetitif dalam arus industralisasi yang cepat.
Model ini sering ditemukan di perusahaan yang bersifat customer-driven. Termasuk Levi Strauss, Motorola, dan Xerox. Perusahaan yang sudah memenangkan penghargaan Malcolm Baldrige Award -Penghargaan yang mengakui kualitas manajemen yang patut dicontoh- juga termasuk.
  •  Process Quality Management Model

Model ini digunakan untuk menghubungkan faktor kesuksesan yang kritis dalam proses bisnis. Model ini membangun dasar fondasi untuk meneruskan mengadakan suatu analisis terhadap langkah-langkah dan proses dalam meningkatkan dan memanfaatkan kesempatan yang ada.

Syarat Penggunaan dalam Manajemen Kualitas

Ada 3 proses dalam manajemen kualitas proyek, Yaitu:
  •  Inspeksi

Suatu proses mengukur kegiatan proses konstruksi untuk memeriksa apakah standar spesifikasi telah dicapai.
  • Quality Control

Teknik dan aktivitas operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoriing, menghilangkan masalah yang diketahui, mengurangi penyimpangan, dan usaha-usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.
  • Quality Assurance

Seluruh tindakan yang sistematis dan terencana yang diperlukan agar terjadi kepastian dan kepercayaan terhadap mutu produk atau jasa yang diberikan. Aktivitasnya mencakup kegiatan proses –baik internal maupun eksternal-, termasuk merumuskan kebutuhan pelanggan
Quality Assurance mengevaluasi biaya dari proyek secara menyeluruh dan teratur untuk menetapkan anggaran yang keluar relevan dan sesuai dengan standar kualitas.

Six Sigma

·         Six Sigma dapat didefinisikan sebagai strategi perbaikan kinerja bisnis dalam hal peningkatan profitabilitas dengan cara membuang hal-hal yang tidak diperlukan, mereduksi biaya, dan meningkatkan efisiensi maupun efektivitas di berbagai kegiatan operasional yang dapat memenuhi bahkan melebihi kebutuhan dan harapan pelanggan.
·         Motorola merupakan perusahaan pertama di Amerika yang menerapkan konsep Six Sigma pada tahun 1987. Konsep inilah yang membawa mereka pada perolehan penghargaan Malcolm Baldrige National Award pada tahun 1988.

Six sigma dan Manajemen

·         Six Sigma dalam hal manajemen digunakan sebagai sebuah panduan dasar dan sebuah pendekatan yang dipakai oleh para profesional dalam mengelola proyek-proyek inovasi (Chan and Macbeth, 2001)

Six sigma dan Statistic

·   Six Sigma dalam bahasa statistik berarti terjadinya 3.4 DPMO (Defects Per Million Opportunities) atau hampir sama sekali tidak terjadi kesalahan dalam menciptakan keluaran dari sebuah proses produksi (selalu memenuhi kebutuhan pelanggan).
·       Sigma sendiri merepresentasikan kisaran variasi (simpangan) dari rata-rata keluaran pada sebuah proses


Kualitas Biaya

Prinsip bahwa mutu harus direncanakan agar tidak menimbulkan kekecewaan di kemudian hari dan tidak berdampak buruk terhadap biaya dan reputasi proyek dalam jangka panjang. Proses pelaksanaan yang buruk dan beresiko negatif. Akibatnya, biaya perawatan dan pencegahan akan menjadi mahal. Ini adalah salah satu contoh dari kualitas biaya.

Penggunaan Software dalam Project Quality Management

·     Dengan majunya perkembangan teknologi informasi, pengerjaan Project Quality Management dapat terbantu dengan adanya software seperti : Primavera, Artemis, maupun Microsoft Project. Dalam mempermudah pengerjaan Project Quality Management akan diperlihatkan contoh-contoh perencanaan dan pelaksanaan proyek.


Referensi:
K.C. Chan, Peter Ong, R, Eko Indrajit. 2004 INTEGRATED PROJECT MANAGEMENT. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Drs. H. A. Hamdan Dimyati M.Si., Kadar Nurjaman S.E. M.M. 2014 MANAJEMEN PROYEK. Bandung : CV Pustaka Setia.
Dana Persada Mulyono, MBA, PMP., Sartika Kurniali, S.Kom. MMSI 2013 SUPER PROJECT MANAGER. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Wysocki, Robert K., Robert Beck,jr, and David B. Crane. 2000. Effective Project Management Second Edition. New York, NY: John Wiley & Sons. (ISBN 0-471-36028-7)

Tulisan 7 : Manajemen Biaya

Manajemen Biaya

Dalam menjalankan sebuah proyek, pastinya memerlukan estimasi biaya yang jelas dan terstruktur. Tujuannya agar kedepannya jika ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, bisa diperbaiki dengan manajemen biaya yang ada.

Manajemen Biaya meliputi proses-proses yang diperlukan untuk menjamin agar proses estimasi biaya peraktivitas dapat diperoleh secara realistis, dan anggaran biaya total yang telah disetujui cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan dalam lingkup proyek.

KONSEP STANDAR LAPORAN

EARNED VALUE MANAGEMENT
  1.  Membuat estimasi biaya per aktvitas.
  2.  Menyusun anggaran biaya total (Budget At Completion/BAC)
  3.  Mengawasi besarmya biaya yang dikeluarkan apakah sesuai anggaran (Cost variance dan Cost Perfomance Index) dan membandingkan rencana pencapaian pekerjaan (ScheduleVariance dan Schedule Perfomance Index)
  4.  Mendapatkan informasi kinerja proyek dan menghitung perkiraan anggaran biaya total (Estimate at Completion) apakah masih sesuai degan BAC
  5.  Mendapatkan informasi realisasi pencapaian pekerjaan lalu menghitung berapa anggaran yang harus disediakan untuk menyelesaikan proyek

NET PRESENT VALUE
 Metode untuk menghitung nilai ekuivalen saat ini, bagi suatu perkiraan pendapatan di  masa depan. Apabila NPV bernilai positif dapat dikatakan proyek dikatakan layak untuk dilaksanakkan. 
CASH FLOW ANALYSIS
  Metode untuk menyiapkan,menganalisis, dan memastikan arus kas pengeluaran dan pemasukansuatu proyek sehingga proyek secara keseluruhan berjalan lancar
BIAYA LANGSUNG
   Biaya yang terkait langsung dengan suatu proyek misalnya gaji anggota proyek, pembelian barang, dll.
·         Umumnya komponen biaya langsung dicantumkan dalam rencana anggaran proyek
LIFE CYCLE COSTING
·         Estimasi total biaya selama masa pemanfaatan sebuah produk/proye.
·         Ex : Biaya pembelian, biaya pemeliharaan, dll


PROSES UTAMA MANAJEMEN BIAYA PROYEK
  •  Membuat estimasi biaya per aktivitas, penjadwalan proyek, millestone, dan juga infromasi risiko serta ekspektasi mutu.
  •  Menganalisa proyek dengan teknik estimasi biaya dengan estimasi waktu, karena dua hal tersebut sangat berhubungan. Teknik yang dapat digunakan antara lain memakai data terlebih dahulu, data publikasi dari asosiasi, parametric, PERT, Analisis Buttom-up, dll.
  •  Untuk mendapatkan akurasi yang optimal, dibutuhkan estimasi biaya untuk semua aktivitas dalam suatu proyek terutama biaya langsung proyek. Dan selanjutnya dilanjutkan dengan penjumlahan yang akan menghasilkan total anggaran sebagai basis pelaksanakkan proyek.
  •  Ciri timing dan akurasi estimasi biaya :
  1. Estimasi Pendahuluan
  2. Estimasi Anggaran
  3. Estimasi Definitif
  •  Dalam memastikan anggaran total suatu proyek pengelola proyek juga perlu mininjau isi kontrak, ruang lingkup pekerjaan, asumsi, dan dasar estimasi setiap aktivitas, dll. Serta kebijakan dan peraturan perusahaan terkait masalah anggara dan manajemen biaya termasuk kebijakan cadangan proyek.
  •  Semua hal yang relevan dengan aspek pengendalian anggaran diperlukan suatu Proses Cost Control (Pengendalian Anggaran)
  •  Metode utama yang digunakan dalam pengendalian biaya adalah Earned Value Management (EVM)

 Sumber :
Dana Prasada Mulyoto,MBA,PMP. Sartika Kurniali,S.Kom.,MMSI;Super Project Management, Jakarta 2013,PT Elex Media Komputindo

Tulisan 6 : Manajemen Waktu


Manajemen Waktu

Bagi sekelompok orang, waktu adalah aset yang teramat penting bahkan untuk manusia modern, waktu sering disamakan dengan uang. Begitu juga halnya dalam sebuah proyek, manajemen waktu adalah hal yang esensi. Dapat dikatakan bahwa factor utama yang membedakan antara proyek dan kegiatan operasional adalah adanya keterbatasan waktu dalam suatu proyek, sementara kegiatan operasional bersifat berkelanjutan. Keterbatasan waktu ini mencerminkan adanya misi khusus dan penting dalam setiap proyek. Sehingga pemenuhan target waktu menjadi tugas utama pengelola dan pemimpin proyek.

Berikut merupakan manajemen jadwal yang perlu dilakukan oleh manajer proyek dan anggotanya
  1.  Merinci berbagai kegiatan yang diperlukan untuk penyelesaian setiap paket pekerjaan secara lebih spesifik.
  2. Menentukan urutan atau logika proses penyelesaian pekerjaan sehingga estimasi waktu dapat diperoleh dengan lebih akurat namun realistis.
  3.  Estimasi sumber daya (resources) yang akan melibatkan dan dipergunakan (money, materials, methods, machines) dalam rangkaian kegiatan tersebut.
  4. Estimasi target waktu perkegiatan dan mencari total durasi seluruh rangkaian kegiatan yg sering ditampilkan dalam sebuah diagram kegiatan proyek(network diagram) atau Precedence Diagraming Method (PDM)
  5.  Menyusun dan finalisasi jadwal dalam bentuk gantt-chart atau time table.
  6.  Mengendalikan dan menyesuaikan jadwal proyek.

Proses utama terkait manajemen waktu proyek

Pada tahap perencanaan
  1. Menyiapkan daftar aktivitas (action plan) untuk menyelesaikan setiap paket pekerjaan (work packages).
  2. Menyusun urutan setiap paket pekerjaan atau aktivitas dalam suatu rangkaian diagram, yang disebut Schedule Network Diagram. Keterkaitan antara masing-masing aktivitas predesesor dan suksesor dalam proyek dapat digolonkan ke 4 pola hubungan yaitu:  
  • Finish-to-Start. Kegiatan A selesai kemudian dilanjutkan dengan kegiatan B.
  • Finish-to-Finish. Kegiatan A selesai sehingga kegiatan B dapat selesai.
  • Start-to-Start. Kegiatan A dimulai sehingga kegiatan B dapat dimulai
  • Start-to-Finish. Kegiatan A dimulai sehingga kegiatan B dapat selesai
3. Keterkaian antara kegiatan A dan kegiatan B dapat terjadi karena sifatnya yang mandatory (hard ogic), yakni kegiatan A secara teknis harus selesai sebelum kegiatan B dapat dimulai
      4. Teknik lain dalam manajemen waktu adalah leads (percepatan waktu) dan lags (waktu tunggu/perlambatan).
5. Berdasarkan daftar aktivitas, manajer proyek harus memperkirakan kebutuhan sumber daya manusia, material dan peralatan.
6.      Langkah berikutnya adalah mencari durasi proyek dengan membuat network diagram. 



Referensi :
 K.C.CHAN, PETER ONG, DAN R.EKO INDRAJIT. Integrated project management. Yogyakarta: Andi; 2004.
 Robert K. Wysocki, Robert Beck Jr, David B.Crane. Effective Project Management, Second Edition. Canada: John Wiley & Sons, Inc; 2000.



Tugas Softskill : Aplikasi Android Pemesanan Warteg

Pemesanan Menu Warteg melalui  Aplikasi Android Pada dasarnya pemesanan warteg pada saat ini hanya bergantung pada sumber daya manusia. S...