Kamis, 05 Oktober 2017

Pengantar Statistika



PENGANTAR STATISTIKA

A.    Pengertian Statistika
Statistika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, mempresentasikan, serta penafsiran suatu data. Dan statistika merupakan bagian dari matematika yang khusus untuk mengolah data. Istilah “statistika” berasal dari bahasa Inggris yaitu statistics. Statistika berbeda dengan statistik (statistic), statistika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara dan aturan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan, penarikan kesimpulan dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data dan analisis yang telah dilakukan. Sedangkan statistik merupakan kumpulan angka yang berbentuk angka-angka (baik yang disajikan dalam bentuk tabel maupun tidak) yang menggambarkan suatu persoalan. Sebagian konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas.
Statistika banyak dimanfaatkan dalam berbagai jenis ilmu, baik ilmu sosial (bisnis, ekonomi, industri) maupun ilmu-ilmu alam (astronomi, biologi). Pemanfaatan statistika salah satunya adalah prosedur jajak pendapat atau polling (biasanya digunakan dalam pemilu).

B.     Sejarah Statistika
Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah istilah dalam bahasa latin modern statisticum collegium ("dewan negara") dan bahasa Italia statista ("negarawan" atau "politikus").

Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai "ilmu tentang negara (state)". Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi "ilmu mengenai pengumpulan dan klasifikasi data". Sir John Sinclair memperkenalkan nama (Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika secara prinsip mula-mula hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan. Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat.

Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan bidang-bidang dalam matematika, terutama peluang. Cabang statistika yang pada saat ini sangat luas digunakan untuk mendukung metode ilmiah, statistika inferensi, dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson (metode regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem sampel berukuran kecil). Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga linguistika. Bidang-bidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrika, biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika.

Meskipun ada pihak yang menganggap statistika sebagai cabang dari matematika, tetapi sebagian pihak lainnya menganggap statistika sebagai bidang yang banyak terkait dengan matematika melihat dari sejarah dan aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian besar masuk dalam fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam departemen tersendiri maupun tergabung dengan matematika.

C.     Metode dalam Statistika
1.      Metode Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Pengklasifikasian metode statistiksa dilakukan berdasarkan aktivitas yang dilakukan.

Statistika desktiptif hanya memberikan informasi mengenai data yang dipunyai dan sama sekali tidak menarik kesimpulan apapun tentang gugus induknya yang lebih besar. Contoh statistika deskriptif yang sering digunakan adalah tabel, diagram, grafik dan besaran lainnya. Dengan statistika desktiptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada. Informasi yang dapat diperoleh dari statistika deskriptif antara lain ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran data, serta kecenderungan suatu gugus data.


2.      Metode Statistika Inferensial
Statistika inferensial mencakup semua metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data (contoh) atau juga sering disebut dengan sampel, untuk kemudian sampai pada peramalan atau penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan data induknya (populasi).

Dalam statistika inferensial diadakan pendugaan parameter, membuat hipotesis, serta melakukan pengujian hipotesis tersebut sampai pada kesimpulan yang berlaku umum. Metode ini desebut juga statistika induktif, karena kesimpulan yang ditarik didasarkan pada informasi dari sebagian data saja.pengambilan kesimpulan dari statistika inferensial yang hanya didasarkan pada sebagian data saja yan menyebabkan sifat tak pasti, memungkinkan terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan, sehingga pengetahuan mengenai teori peluang mutlak diperlukan dalam melakukan metode-metode statistika inferensial.


D.    Data
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa latin yang berarti “sesuatu yang diberikan”. Dalam pengguanaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil dari pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.

Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data, data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hai ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.

Klasifikasi penggolongan data :
1.      Berdasarkan Sumbernya
a.       Data Primer, yaitu data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu/perseorangan. Dalam pengumpulannya, peneliti melakukan sendiri baik di lapangan maupun di laboratorium. Pelaksanaannya melalui percobaan dan survey yang dilakukan dengan cara wawancara dengan reponden, angket dan polling.
b.      Data Sekunder, yaitu data primer yang diperoleh pihak lain atau data primer yang diperoleh oleh pihak lain atau data primer yang diolah lebih lanjut dan disajiakan oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain yang pada umumnya disajikan dalam bentuk tabel atau diagram. Metode pengumpulan data sekunder sering disebut metode penggunaan bahan dokumen, karena dalam hal ini peneliti tidak secara langsung mengambil data sendiri tetapi memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan pihak lain.

2.      Berdasarkan Jenisnya

a.       Data Kualitatif dan Kuantitatif
-          Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja. Yang termasuk dalam klasifikasi data kualitatif adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal. Bila ada angka yang digunakan hanya memberikan penggolongan saja, bukan sebagai petunjuk nilai tingkatan golongan.
-          Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Yang termasuk dalam kualifikasi data kuantitatif adalah data yang berskala ikur interval  dan rasio.

b.      Data Internal dan Eksternal
-          Data internal merupakan data yang didapat dari dalam perusahaan, organisasi atau instansi dimana riset dilakukan. Data internal merupakan data yang menggambarkan keadaan dalam organisasi tersebut.
-          Data eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan di luar organisasi. Data eksternal pada umumnya didapat dari pihak lain dan digunakan sebagain pembanding.
c.       Data Time Series dan Cross Section
-          Data Time Series atau data deret waktu merupakan data yang dikumpulkan dari beberapatahapan waktu secara kronologis. Pada umumnya data deret waktu merupakan kumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya mingguan, bulanan atau tahunan.
-          Data Cross Section atau data kerat lintang adalah data yang dikumpulkan pada waktu dan tempat tertentu saja. Data cross section pada umumnya mencerminkan suatu fenomena tertentu dalam kurun waktu tertentu saja, misalnya data hasil pengisian kuisioner tentang pembelian produk.

E.     Skala Pengukuran Data
Jenis data statistik jika ditinjau dari skalanya dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
1.      Skala Nominal
Skala nominal yaitu skala yang hanya menunjukkan pengelompokan objek, individu-individu, peristiwa/kejadian dalam suatu populasi. Skala ini tidak begitu bermakna matematis karena hanya menunjukkan hanya dapat menunjukkan frekuensi dari masing-masing objek. Kita tidak membandingkan kualitas antara satu objek dengan objek lainnya.
Misalnya di dalam sebuah kelas terdapat 20 buah bangku, 18 buah meja, 4 buah sapu, dan 1 buah lemari. Secara skala, posisi benda-benda tersebut setara, bangku tidak lebih baik dari pada meja, sapu tidak lebih indah dari pada lemari, dan sebagainya.

2.      Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala yang digunakan untuk menunjukkan perbandingan sekelompok objek dari tinggi ke rendah atau sebaliknya. Posisi antar objek atau kategori tidak setara sehingga kita dapat mebandingkan anatara satu dengan yang lainnya lebih tinggi ,lebih baik dsb.
Contoh data dengan skala ordinal yaitu tingkat kepuasan pengunjung perpustakaan terhadap layanan perpustakaan. Skalanya dapat dibagi menjadi 4 skor yaitu :
5  : sangat puas
4  : puas
3  : cukup puas
2  : kurang puas
1        : sangat tidak puas
Dari skala tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh makasemakin baik tingkat kepuasan yang dihasilkan.

3.      Skala Interval
Skala interval memiliki semua sifat skala ordinal. Namun, skala ini mampumemperlihatkan jarak yang sama antara ukuran yang satu dengan yang lain. Seperti halnya pada contoh skala ordinal di atas, kita tidak dapat mengetahui ukuran yang pasti jarak antara puas dan sangat puas. Pada skala interval ini sudah memiliki jarak yang teratur dan dapat diukur secara matematis, namun hanya sebatas penjumlahan dan pengurangan saja.

Sebagai contoh suhu air dalam panci sebelum dipanaskan yaitu 15oC. Setelah dipanasi selama 5 menit suhunya berubah menjadi 47oC. Hal ini dapat disimpulkan bahwa suhu air meningkat 32oC setelah dipanaskan selama 5 menit.

Hal lain yang perlu diketahui dari skala interval adalah, skala ini tidak memiliki nilai nol yang mutlak. Misalnya suhu ruangan 0oC bukan berarti ruangan tersebut tidak memiliki suhu.

4.      Skala Rasio
Skala rasio memiliki semua sifat yang dimiliki oleh skala interval. Namun, skala rasio memiliki nilai nol yang mutrak (absolut).
Sebagai contoh :
Jumlah sepatu       = 5 pasang berarti terdapat sepatu sebanyak 5 pasang
Jumlah sepatu       = 0 pasang berati tidak ada sepatu

Operasi matematis pada skala rasio tidak terbatas pada penjumlahan dan pengurangan saja tetapi juga pada perkalian dan pembagian.
Misalnya
Jarak Kota A ke Kota B = 30 km
Jarak Kota A ke Kota C = 60 km
Dapat disimpulkan bahwa jika dilihat dari kota A, kota C 2 kali lebih jauh dari pada kota B.

F.      Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas Softskill : Aplikasi Android Pemesanan Warteg

Pemesanan Menu Warteg melalui  Aplikasi Android Pada dasarnya pemesanan warteg pada saat ini hanya bergantung pada sumber daya manusia. S...